TEKNOLOGI DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Teknologi adalah suatu keniscayaan yang menyertai keberadaan perkembangan perdaban manusia. Sejak zaman pra sejarah sampai zaman akhir bahkan ketika kiamat sudah di depan mata tehnologi justru mengalami perkembangan yang sangat canggih. Dari sejak zaman nabi Adam as dan manusia generasi awal, tehnologi menjadi berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Nuh, as yang hidup dilingkungan tanah yang kering dan tandus ternyata mampu membuat perahu walau dengan tehnologi sederhana, dan dengan hasil tehnologi tersebut nabi Nuh,as dan umatnya yang beriman dapat diselamatkan dari adanya banjir.
Seiring dengan pesatnya peradaban manusia yang mengalami perubahan perubahan pola hidup, akhirnya tehnologi digunakan manusia sebagai alat bantu untuk mempermudah berbagai kebutuhan manusia baik tehnologi yang sederhana sampai yang canggih. Teknologi sesungguhnya merupakan hasil budaya dan rekayasa manusia yang diciptakan untuk mengatasi masalah dan keterbatasan manusia . Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan berinteraksi dengan masyarakat manusia, alam, dan lingkungan kehidupanya mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali sangat membutuhkan tehnologi. Manusia dapat membuat dan merekayasa bagaimana cara menghidupkan api untuk memasak dengan kayu bakar, menciptakan kompor minyak tanah, kompor gas, kompor listrik, sampai dengan, peralatan yang serba elektronik.
Untuk memenuhi tuntutan manusia dalam aktivitas yang serba cepat dan tepat dalam mobilitas pekerjaan, dibuatlah sepeda, sepeda motor, mobil, kereta api, kereta listrik, kereta magnetik, pesawat terbang, bahkan manusia pada akhirnya dapat membuat pesawat ulang alik ke antariksa dan mendaratkan apolo 11 di bulan.
Dalam bidang kesehatan dari obat-obat yang tradisional, modern, sampai akhirnya untuk menolong kehidupan manusia dari sakit yang ringan sampai yang berat manusia telah mampu melakukan operasai transplantasi organ tubuh misalnya, ginjal, jantung, hati dan sebagainya.
Teknologi hasil rekayasa manusia sesungguhnya hanya merupakan media alat bantu dan bukan merupakan tujuan utama. Teknologi pada akhirnya dapat bermanfaat dan dapat pula menjadi madhorot atau mempunyai efek negatif. Manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan memanfaatkan tehnologi maka akan menghasilkan keuntungan bagi manusia, sebaliknya tehnologi juga dapat menghancurkan bahkan dapat membunuh manusia. Persenjataan dan peralatan perang sebagai alat negara untuk mempertahankan diri dalam keadaan perang dapat menghacncurkan dan membunuh peradaban manusia.
Dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak tehnologi telah banyak mengambil peranan penting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Penggunaan alat peraga berupa gambar-gambar, suara, audio visual merupakan fakta empiris untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan manusia. Sejalan dengan perkembangan intelektual dan peradaban manusia tehnologi dalam bidang pendidikan juga mengalami pberbagai perubahan, hal ini menjadi bukti bahwa tehnologi sangat dekat dengan manusia, bahkan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Pada masa tahun 1980-an, penggunaan media transpaansi melalui OHP menjadi trend bagi dosen pan para instrukur dalam seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan di forum ilmiah. Namun dalam era tahun 2000 di awal milenium ketiga ini, penggunaan media transparansi sudah dipandang tidak trend lagi, multi media dan media interaktif menjadi pilihan para dosen, pengajar, guru dan para praktisi dalam menyampaikan presentasinya.
Gambaran di atas merupakan suatu pembenaran bagaimana teknologi diapikasikan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Teknologi dalam perkembanganya bukan hanya aplikasi alat bantu saja tetapi menjadi sebuah keilmuan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri.
Teknologi dalam dunia Islam dimulai sejak zaman nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama surat Al-alaq ayat 1-5 :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha PemuraYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.Al-Alaq: 1-5)
Dari ayat di atas dapat diambil sebuah pelajaran yang berharga yaitu tentang tehnologi dan proses pengajaran yang dilakukan Allah terhadap hambanya melalui malaikat Jibril. Allah mengajarkan apa-apa yang tidak diketahui, dan mengajarkan dengan kalam (pena) sebuah alat untuk menulis, pena dalam hal ini dapat bermakna tehnologi yaitu tehnologi untuk menulis. Sedangkan manusia yang pertama menulis menggunakan pena adalah nabi Idris, as .
Dengan pena manusia dapat mengabadikan dan mencatat semua keilmuan, baik yang berhubungan dengan teknologi maupun tidak ada hubungnya. Pena di era global sekarang ini jauh lebih maju yaitu dengan adanya dunia maya internet. Setiap orang dapat menulis dan menyebarkan informasi melaui internet tanpa mengenal batas wilayah dan negara, setiap manusia dapat mengakses kapan dan dimanapun berada. Dengan demikian orang yang mampu menguasai teknologi maka akan dapat menguasai dunia.
B. Teknologi dalam Al-Quran
Al-quran sebagai kitab suci umat islam tidak hanya berbicara mengenai ibadah semata, tetapi juga mengandung banyak pelajaran dan informasi orang-orang terdahulu yang telah menggunakan dan memanfaatkan tehnologi, hal ini memberikan semangat dan motivasi agar orang islam mau berfikir dan mengembangkan kemampuanya berdasarkan informasi yang ditunjukkan dalam Al-quran. Sebagai contoh dapat dilihat dalam beberapa surat dan ayat yang menerangkan tentang satu tahun itu ada duabelas bulan, dan menghitung hari dan tahun ;
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ﴿٣٦﴾
Artinya :Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (Q.S: At Taubah:36)
فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَناً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَاناً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ﴿٩٦﴾
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Q.S: Al anam: 96)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُوراً وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ﴿٥﴾.
Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui (Q.S: Yunus:5)
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُواْ فَضْلاً مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلاً ﴿١٢﴾.
Artinya : Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas (Q.S : Al Isra:12)
Dari paparan ayat ayat di atas menunjukkan bahwa umat islam harus mampu menguasasi teknologi sebagai konsekuensi beriman kepada ayat-ayat qouliyah maupun ayat ayat kauniyah. Tanpa berfikir dan bekerja keras mustahil dapat menetapkan hitungan tahun, bulan, hari dan memperkirakan berapa lama waktu terjadinya siang dan malam hari.
Peredaran matahari, bulan, dan planet-planet yang sedemikian teratur di tempatnya masing-masing merupakan sebuah fakta akan adanya keteraturan dan hukum alam. Keteraturan dibalik semua alam ini sesungguhnya dapat dikaji dan dipelajari dengan mengembangkan ilmu dan teknologi, dan pada puncaknya orang akan menemukan rahasia besar dengan penemuan-penemuan hasil dari teknologi.
Dengan ditemukannya teknologi satelit dan teleskop hubel dapat mengambil bukti akan kekuasaan Allah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Ar-rahman ayat 37;
فَإِذَا انشَقَّتِ السَّمَاء فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ ﴿٣٧﴾
Artinya : Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyakِ (Q.S. Ar Rahman: 37 )
Teleskop hubel berhasil mengambil gambar sebagaimana yang diterangkan dalam surat Ar rahman ayat 37 di angkasa raya yang maha luas, yaitu sebuah gambaran mawar merah yang merekah dan terdapat kilapan sepeti minyak sebagai bukti kebenaan Al-quran. Manusia tentu tidak akan dapat mengetahui semua itu tanpa adanya teknologi sebagai sarana untuk mengeksplorasi keberadaan kekuasaan Allah.
Dalam surat Ar rahman ayat 33 bahkan Allah telah mempersilahkan manusia dan jin untuk melintasi langit apabila mampu, dan hal ini tentu tidak akan dapat dicapai oleh manusia apabila tanpa bantuan berupa alat dan teknologi.
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ فَانفُذُوا لا تَنفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ ﴿٣٣﴾
Artinya :Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan (Q.S : Ar Rahman : 33)
Maka dengan terdorongnya manusia ingin melintasi langit dibuatlah pesawat terbang sebagai alat transportasi diudara untuk mengarungi angkasa. Demikian juga manusia dewasa ini telah berhasil membuat stasiun ruang angkasa sebagaimana milik Amerika dan Rusia yaitu stasiun Meer. Manusia dengan kemampuan intelektualnya dapat merekayasa teknologi sehingga dapat hidup dan berada diruang ankasa untuk beberapa waktu lamanya. Hanya sangat disayangkan sebagai seorang muslim yang memiliki kitab suci yang banyak mengandung tantangan dan motivasi-motivasi agar banyak menggunakan kemampuan akalnya belum banyak disambut dengan sungguh-sungguh.
C. Pandangan Umat Islam Tentang Teknologi
Umat Islam sejauh ini memandang sains dan teknologi sebagai barang sekunder, dan menempatkannya di posisi pinggiran. Dengan pandangan demikian, tidak heran jika umat Islam jauh tertinggal dalam bidang sains dan teknologi. Padahal kedua hal tersebut di masa lalu pernah dikuasai umat Islam sehingga umat Rasulullah ini meraih kejayaannya dan diperhitungkan oleh bangsa dan umat-umat lainnya.
Menurut Prof Zuhal, ketertinggalan umat Islam yang paling menonjol adalah pada penguasaan sains dan teknologi. “Tidak ada pilihan lain, jika umat ini ingin maju, maka kedua hal itu harus diraih. Itu kunci kesejahteraan dan kemajuan,” ujarnya. Hilangnya simbol kejayaan umat Islam di masa lalu itu, dalam pandangan Prof Khalijah, antara lain disebabkan umat Islam meninggalkan tradisi yang pernah dipraktekkan para ilmuwan dan ulama di masa lalu. “Tradisi pembaruan dan pemikiran hilang dari umat Islam. Ini tugas kita bersama. Kalau kita tak melakukan tajdid (pembaruan), umat ini akan semakin terpinggirkan,”
Sementara itu, menurut Mahathir Mohamad mantan perdana menteri Malaysia menekankan pentingnya meraih kembali kejayaan sains dan teknologi untuk kepentingan kemajuan umat Islam. Menurutnya, mempelajari sains dan teknologi sama wajibnya dengan amalan-amalan fardhu lainnya, seperti shalat dan puasa. “Fatal jika umat Islam selama ini memilah-milah ajaran pokok dan tidak pokok, ajaran dunia dan ajaran akhirat. Mestinya kedua-duanya harus dijalankan bersamaan dan diberi posisi yang sama pentingnya,”
Hal senada juga diungkapkan Rektor UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra. Menurut intelektual tercerahkan ini, umat Islam harus melakukan reorientasi sistem pendidikan. “Kelemahan mendasar umat Islam, karena tidak mensinergikan ilmu agama dan umum dalam proses pendidikan mereka. Umat Islam di masa lalu maju di bidang sains dan teknologi, tapi mereka juga fasih dalam ilmu agama, Mereka memadukan keduanya. Karena itu, harus ada tajdid sistem pendidikan secara terus menerus,”
Sedangkan dikalangan pesantren yang selama ini identik dengan pembelajaran ilmu-ilmu agama saja, dalam pandangan Prof Zamakhsari Zhofier, juga harus memandang sains dan teknologi sebagai kebutuhan ilmu wajib, sama pentingnya dengan belajar fikih. Di era global sekarang ini, ujar Zhofier, pesantren harus melek teknologi agar kualitas dan lulusan mereka dapat bersaing dengan lulusan umum. “Masalahnya, sarana dan dukungan dana tidak memadai sehingga kondisi ini memunculkan dilema berkepanjangan,”
Apabila menengok keberadaan teknologi pada masa lampau mulai pada zaman nabi Muhammad SAW, apakah pada zaman tersebu umat islam sangat primitif tertinggal jauh dalam teknologi, ataukah justru pada masa lalu umat islam mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dari fakta empiris dapat kita jumpai peninggalan-peninggalan yang memberikan gambaran situasi pada waktu itu. Boleh jadi pada masa lampu umat islam berjaya dalam teknologi tetapi kemudian mengalami kemunduran dan pada sekarang ini mencoba bangkit kembali.
Dalam Al Quran jika kita telusuri jejak nabi Sulaiman sangatlah menarik untuk dikaji, karena dalam kisah yang dituturkan didalamnya Allah menempatkan nabi Sulaiman sebagai sosok seorang raja yang memiliki kemampuan mengelola kerajaan/negara seingga mampu menaklukan raja-raja yang hidup sezaman dengan nabi sulaiman seperti ratu Bilkis.
Kemampuan nabi Sulaiman,as tidak hanya dalam bidang kenegaraan tetapi juga memiliki pejabat-pejabat yang dalam istilah sekarang sangat profesional. Dan menurut informasi dari ayat-ayat yang menjelaskan masa hidup nabi sulaiman masyarakatnya tidak hanya dari golongan manusia, tetapi ada dari golongan jin, bahkan nabi Sulaiman memiliki kemampuan mengendalikan angin dan dapat mendengar pembicaraan hewan yaitu semut-semut yang sedang berbaris menghindar dari tentara nabi Sulaiman agar tidak terinjak injak.
Dalam surat An-Naml ayat 38-40 jika dianalisa pada zaman nabi Sulaiman sudah mempergunakan teknologi yang super canggih yaitu “Teleportasi”
قَالَ يَا أَيُّهَا المَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ ﴿٣٨﴾ قَالَ عِفْريتٌ مِّنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ ﴿٣٩﴾ قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرّاً عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ﴿٤٠﴾
Artinya : Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri(38) Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".(39) Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia)40) (Q.S An Naml: 38-40 )
Dari ayat di atas terdapat dialog antara nabi Sulaiman dengan para pejabatnya. Pada ayat ke 38 Nabi Sulaiman membuat tender kepada para pejabat-pejabat ketika itu, apakah ada diantara para pejabatnya yang dapat memindahkan singgasana ratu bilqis yang akan datang ke tempat Nabi Sulaiman sebelum ratu tersebut datang ke tempat Nabi Sulaiman. Kemudian yang pertama menanggapi tender tersebut adalah seorang /sebangsa jin yang paling jenius diantara para jin ketika itu dan beliau berjanji dapat memindahkan singgasana tersebut dalam durasi waktu antara Nabi Sulaiman duduk dan sesaat ketika beliau bangun dari tempat duduknya. Pada ayat ke 40, terdapat seorang yang berilmu yang hidup diantara buku-buku, yang berkata beliau dapat memindahakan singgasana tersebut dengan durasi waktu hanya antara kedipan mata. Dan yang perlu dicatat, bahwa yang dipindahkan adalah benar-benar barang, bukannya bayangan seperti sekarang.
Bagaimana dengan keadaan kita sekarang ? Kemajuan teknologi yang kita hadapi sekarang, manusia baru mampu menghadirkan sebatas bayangan yang merupakan terjemahan dari informasi. Jika ada siaran langsung AC Milan vs Juventus, atau pertarungan tinju Cris Jhon dalam mempertahankan gelarnya kita baru dapat menyaksikannya secara langsung dari TV, Internet & radio, belum lebih dari itu.
Bagaimana dengan umat Islam sekarang menghadapi teknolgi, ternyata masih kurang interes dan sibuk dengan halal dan haram, maka bila tidak segera mengambil langkah dipastikan akan ketinggalan dan menjadi obyek dari teknologi itu sendiri.
D. Kesimpulan
Teknologi dalam islam merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh umat islam karena teknologi memiliki manfaat yang cukup banyak dalam membantu manusia dari berbagai kekurangan. Teknologi juga dapat meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan bagi hamba hambanya yang mau berpikir dan menggunakan akalnya secara benar yaitu dengan banyaknya penemuan –penemuan sebagai bukti kebenaran Al qura dan kekuasaan Allah swt.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran yang efisien, cepat dan tepat dengan teknologi sebagai kata kuncinya, karena dengan teknologi proses trafer ilmu maupun pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja misalnya dengan menggunakan internet sebagai teknologi informasi.
Berbahagialah orang yang mampu menguasai teknologi dan meranalah orang yang gagap teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Agus Pribadi, Media Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail Media Group, 2008
Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapanya di Indonesia, Jakarta: Pustekom Depdikbud dan Rajawali, 1989
www.Dakwatuna.com/kebangkitan islam/ diakses 6 maret 2009 pukul 21.00
CD.Quran Player