SUMBER HUKUM ISLAM
ALQUR’AN
A. PENGERTIAN AL-QUR’AN
Menurut Bahasa : Bacaan
Menurut Istilah : Wahyu Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. malalui malaikat jibril secara mutawatir /
berangsur-angsur untuk disampaikan kepada ummat manusia, sebagai petunjuk
kehidupan serta dinilai beribadah jika membacanya.
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI AL-QUR’AN
- Sebagai mukjizat Nabi Muhammad terbesar
- Sebagai pedoman hidup seorang muslim
- Sebagai Pembenar dan penyempurna
kitab-kitab samawi sebelumnya
- Sebagai kitab suci yang abadi dijamin
kebenarannya sampai kapanpun(bernilai Abadi)
C. POKOK AJARAN & ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN
1. Tauhid : keimanan terhadap Allah SWT.
2. Ibadah : pengabdian terhadap Allah SWT.
3. Akhlaq : Sikap & Perilaku terhadap
Allah SWT., sesama manusia dan mahluk lain.
4. Hukum : mengatur tatacara kehidupan
manusia
5. Hubungan Masyarakat : mengatur peri
kehidupan manusia
6. Janji dan ancaman : reward dan
punishment bagi manusia
7. Sejarah : teladan dari kejadian masa
lampau.
D. BEBERAPA HUKUM YANG TERDAPAT DALAM AL-QUR’AN
1. Munakahat : pernikahan
2. Qishos : hudud, membunuh, mencuri,
berzina
3. Jihad : perlawanan, perlindungan diri
dan agama
4. Mu’amalah : jual beli, pinjam meminjam
dll
E. PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU
AL-HADITS
A. PENGERTIAN AL-HADITS
Menurut bahasa :
Khabar/berita
Menurut Istilah :
yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan,
perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para
sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini.
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI AL-HADITS
- sebagai penjelas dan pelengkap hukum
dalam Al-Qur’an
- Pedoman hidup setelah Al-qur’an
C. ISTILAH PENTING DALAM HADITS
1. Rawi, yaitu orang yang
menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah
didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan
hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut
perawi hadits.
2. Matnu'l Hadits adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang
berakhir pada sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabi'in. Baik isi pembicaraan
itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh
Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam .
3. Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat menghubungkan matnu'l hadits
kepada Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam .
4. Matan : Isi redaksi Hadits
D. MACAM-MACAM HADITS
Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Ilahi
Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada nabiNya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada nabiNya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya
perawi
1. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu
juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:
a.
Isi hadits
itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
b.
Orang yang
menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin
berdusta. Sifatnya Qath'iy.
c.
Pemberita-pemberita
itu terdapat pada semua generasi yang sama.
2. Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang
atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy".
Para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua
macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if.
a)
Hadits
Shahih
Hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat
ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain
yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1.
Kandungan isinya
tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
2.
Harus
bersambung sanadnya
3.
Diriwayatkan
oleh orang / perawi yang adil.
4.
Diriwayatkan
oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)
5.
Tidak syadz
(tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
6.
Tidak cacat
walaupun tersembunyi.
b)
Hadits Hasan
Ialah hadits yang banyak sumbernya atau
jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak
syadz.
c)
Hadits
Dha'if
Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya
dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar/Remidi anda :