Senin, Maret 04, 2013

Perkembangan Islam Indonesia

BAB. 6

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

 

A. Standar Kompetensi

6.      Memahami perkembangan Islam di Indonesia

 

B. Kompetensi Dasar

6.1  Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia

6.2 Menampilkan contoh  perkembangan Islam di Indonesia.

6.2  Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia.

 

C.      Materi Pembelajaran

      Awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.

Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.


B. Cara Masuknya Islam di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :

Artinya :
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;

 

1. Perdagangan

Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.


2. Kultural

Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.


3. Pendidikan

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.


4. Kekuasaan politik

Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

C. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara

1. Di Sumatra

Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.

Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.

Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).

Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).

Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.


2. Di Jawa

Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.

Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :

a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik

b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :

1)      Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.

2)      Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.

3)      Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.

 

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)

Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.


d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.


e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)

Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.

f. Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.


g. Syarif Hidayatullah

Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.


h. Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.


i. Sunan Muria

Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

Diparuh awal abad 16 M, Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa tentram dan damai dalam ayoman keSultanan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Syah Alam Akbar Al Fatah atau Raden Patah. Hidup mereka menemukan pedoman dan tujuan sejatinya setelah mengakhiri masa Siwa-Budha serta animisme. Merekapun memiliki kepastian hidup bukan karena wibawa dan perbawa sang Sultan, tetapi karena daulah hukum yang pasti yaitu syari’at Islam

“Salokantara” dan “Jugul Muda” itulah dua kitab undang-undang Demak yang berlandaskan syari’at Islam. Dihadapan peraturan negeri pengganti Majapahit itu, semua manusia sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah di dunia. Sultan-Sultan Demak sadar dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para Ulama atau Wali. Para Ulama itu berperan sebagai tim kabinet atau merangkap sebagai dewan penasehat Sultan.

Dalam versi lain dewan wali sanga dibentuk sekitar 1474 M. oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat) Usman Haji (ayah Sunan Kudus, Raden Ainul Yakin (Sunan Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig keliling. Disamping wali-wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu kordinasi dengan Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Sunan Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan karya yang menonjol dalam dakwahnya.


3. Di Sulawesi

Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.

Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu. Melalui seorang da’i bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke kerajaan ini dan pada tanggal 22 September 1605 Karaeng Tonigallo, raja Gowa yang pertama memeluk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.

Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal 23 November 1611 M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan yang berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).


4. Di Kalimantan

Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.


a. Kalimantan Selatan

Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam

Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.

b. Kalimantan Timur

Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.

Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.


5. Di Maluku.

Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.

Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :

a.      Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).

b.      Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.

c.       Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.

d.      Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.

e.      Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku.
Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.

 

Peranan umat Islam

1)      Masa Sebelum kemerdekaan

Beberapa perlawanan khususnya masyarakat muslim terhadap penjajah Belanda antara lain:

a.      Sultan Agung Tirtayasa (1682 M), Sultan Banten ke -5 selama 31 tahun memimpin rakyat Banten untuk turut mempertahankan wilayah Banten berperang melawan VOC.

b.      Perlawanan – perlawanan terhadap Belanda di Indonesia antara lain dilakukan oleh:

(1)   Tuanku Imam Bonjol melalui perang Paderi 1821-1837 di Sumatera Barat.

(2)   Perang Diponegoro 1835-1838 di Jawa Tengah dengan bantuan para ulama dan kyai.

(3)   Perang Aceh 1873 sampai 1873-1904 dibawah pimpinan Panglima  Polin, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar dan Cut Nya’Dien.

2)      Masa Kemerdekaan

Perjuangan umat Islam mulai diganti dengan cara perjuangan yang lebih modern dengan mendirikan organisasi-organisasi Islam.

a.      Serikat Dagang Islam dan kemudian berubah menjadi Serikat Islam berdiri tahun 1905 dipimpin oleh H. Samanhudi, A.M. Sangaji, HOS. Cokroaminoto, H. Agus Salim. Tujuan Organisasi untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

b.      Jami’atul Khair berdiri tahun 1905 di Jakarta adalah pergerakan Islam yanh pertama kali di Jawa dan sebagian besar anggotanya keturunan Arab. Tokohnya Syeh Ahmad Soerkati dari Sudan.

c.       Al Irsyad berdiri tahun 1914 oleh pedagang dan ulama keturunan Arab seperti Syeh Ahmad Soerkati. Kegiatannya di bidang pendidikan.

d.      Perserikatan Ulama yaitu gerakan modernis Islam berdiri 1911 M oleh Abdul Halim berpusat di Majalengka Jawa Barat.

e.      Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 M oleh KH. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah buka partai politik tetapi gerakan Islam yang menjiwai segala gerakan serta amar makruf nahi mungkar.

f.        Nahdlatul Ulama berdiri bulan Januari 1926 M oleh KH, Hasyim Asy’ari. NU bertujuan membangkitkan para ulama dengan cara meningkatkan dakwah dan pendidikan.

 

3)      Masa setelah kemerdekaan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri di Jawa Barat 12 Juli 1958 yang diketuai oleh seorang militer. MUI bergerak di bidang Dakwah dan pendidikan. MUI Pusat berdiri bulan Oktober 1962 yang bertujuan sebagai berikut:

(1)   Pembinaan mental, rohani dan agama masyarakat

(2)   Mengambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.

 

Fungsi MUI adalah sebagai berikut:

(1)   Memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam umumnya sebagai amar makruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.

(2)   Mempererat ukhuwah Islamiyah dan memelihara serta meningkatkan suasana kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

(3)   Mewakili umat Islam dalam konsultasi antar umat beragama.

(4)   Penghubung antara ulama pemerintah serta menjadi penerjemah timbal balik antara pemerintah dengan umat. 

 

Uji Kompetensi

I.                    Berilah tanda silang huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang tepat!

1.      Pelabuhan penting pada penyebaran Islam di Indonesia yang  terletak di pulau Jawa adalah ...

a.      Barus

b.      Lamuri

c.       Ketapang

d.      Gilimanuk

e.      Sunda Kelapa

 

2.      Proses masuknya Islam melalui media...

a.      Pelayaran

b.      Perdagangan

c.       Peperangan

d.      Pesantren

e.      Pernikahan

 

3.      Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis sekitar abad ke ...

a.      1 – 5 H

b.      1 – 6 H

c.       2 – 6 H

d.      7 – 11H

e.      11 – 17H

4.      Imam Bonjol ditangkap oleh Belanda dan dibuang di daerah...

a.      Aceh

b.      Pasai

c.       Banten

d.      Manado

e.      Minahasa

5.      Salah satu Pendiri Serikat Islam ialah ...

a.      Abdul Halim

b.      H. Samanhudi

c.       Ahmad Soerkati

d.      K.H. Ahmad Dahlan

e.      K.H. Hasyim Asy’ari

 

6.      Raja Demak pertama adalah ...

a.      Sunan Ampel

b.      Raden Patah

c.       Ja’far Shodiq

d.      Raden Rahman

e.      Sunan Gunung Jati

 

7.      Salah satu manfaat yang dapat diambil dari sejarah Islam di Indonesia adalah...

a.      Adanya peperangan

b.      Memerangi umat Islam

c.       Mempererat persaudaraan

d.      Menghilangkan persaudaraan

e.      Kerajaan yang sah menyerang kerajaan yang lain

 

8.      Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal ...

a.      10 November 1910 M

b.      18 November 1912 M

c.       21 November 1912 M

d.      19 November 1913 M

e.      20 November 1913 M

 

9.      Nahdlatul Ulama berdiri pada bulan Januari tahun 1926 dengan tokohnya yaitu...

a.      Agus Salim

b.      K.H. Hasyim Asy’ari

c.       K.H. Wahid Hasyim

d.      Abdurrahman Wahid

e.      H.O.S. Cokroaminoto

 

10.  Lembaga pendidikan Islam tradisional yang menjadi media penyebaran Islam adalah ...

a.      Al Qur’an

b.      Pesantren

c.       Perkawinan

d.      Perdagangan

e.      Wayang kulit

 

11.  Sultan Agung Tirtayasa termasuk Sultan yang ke ...

a.      1

b.      3

c.       5

d.      6

e.      10

 

12.  Al Irsyad adalah organisasi yang didirikan tahun...

a.      1914 M

b.      1915 M

c.       1916 M

d.      1917 M

e.      1918 M

 

13.  Berikut merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa adalah...

a.      Demak

b.      Jepara

c.       Cirebon

d.      Banten

e.      Mataram

 

14.  Wali Sanga memiliki peran yang sangat besar dalam proses penyebaran Islam di pulau Jawa. Diantara faktor yang membuat dakwah walisanga mudah diterima oleh penduduk di pulau Jawa....

a.      Walisanga adalah pejabat pemerintah.

b.      Walisanga memiliki banyak harta

c.       Masyarakat pulau Jawa mudah dipengaruhi

d.      Walisanga berdakwah menggunakan media budaya lokal

e.      Penduduk yang tidak mau mengikutu Walisanga akan dihukum

 

15.  Majelis Ulama Indonesia di Jakarta berdiri  pada tahun ...

a.      1962

b.      1963

c.       1964

d.      1965

e.      1966

 

16.  Penyebab Aceh dikenal dengan sebutan serambi Mekah adalah...

a.      Agama Islam berpusat di Mekah

b.      Penyebaran Islam dimulai dari Aceh

c.       Daerah asal mula Islam di Mekah

d.      Karena kerajaan Islam banyak di Mekah

e.      Selat Malaka dikenal sebagai pusat perdagangan asal Mekah

 

17.   Perkembangan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang pernah belajar di negara-negara Arab, Pada tanggal 18 Nopember 1912 didirikanlah gerakan sosial dan pendidikan yang lahir di Yogyakarta yang dipelopori oleh….

a. M,Rasyidi
b. Ki Hajar Dewantara
c. KH.Ahmad Dahlan
d. KH.Hasyim Asyari
e. Syekh Ahmad Khatin

 

18.   Berikut ini adalah bukti perkembangan islam di Indonesia dalam bidang seni budaya, hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan yang masih ada sampai sekarang seperti….

a. Masjid Kuno Demak
b. Masjid Syuhada
c. Masjid Besar Kauman
d. Masjid Agung Demak
e. Masjid Istiqlal

19.   Tokoh Islam yang berhasil menemukan susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia ialah pada abad pertengahan ialah….
a. Abdul Mun`in Ad Dimyati
b. Abu Al-hasan Ali An-Nafis
c. Nasir Ad Din At Tusi
d. Abu Al faraj Al Ibry
e. Ibnu hajar Al-asqalani

 

20.   Perkembangan islam tidak seluruhnya merubah sesuatu yang telah ada, bahkan adapula yang dilestarikan dan dipelihara. Dalam berperilaku orang Islampun senantiasa bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, baik flora naupun fauna. Hal ini dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan seluruh umat manusia dan apa yang telah diciptakan Allah sesungguhnya penuh dengan hikmah, sebagaimana firman Allah dalam surat dan ayat……

a. Ar-Rum 41-42
b. Al-A`raf 56-58
c. Sad 27
d. Al baqarah 156
e. Ali Imran 56

 

 

SOAL URAIAN

II.        Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1.      Bagaimana cara penyebaran Islam si Indonesia?

2.      Jelaskan masuknya Islam di Sumatera?

3.      Apa faktor yang menyebabkan agama Islam diterima dengan mudah di Indonesia?

4.      Bagaimana cara ulama menumbuhkembangkan ajarannya?

5.      Sebutkan pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa yang digunakan sebagai pusat perdagangan?

6.      Sebutkan 2 fungsi Majelis Ulama Indonesia?

7.      Apa yang kamu ketahui tentang Muhammadiyah?

8.      Terangkan peranan umat Islam pada masa perang kemerdekaan?

9.      Jelaskan peranan organisasi – organisasi Islam dan lembaga – lembaga pendidikan Islam pada masa reformasi?

10.  Sebutkan hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia?

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar/Remidi anda :